TUGAS BULAN 2 ( DIKSI , KALIMAT EFEKTIF DAN ALINEA
·
Pilihan Kata (Diksi)
·
Kalimat Efektif
·
Alinea
Nama : Nunik Kurniasih
Kelas : 3ka17
NPM : 16113578
UNIVERSITAS
GUNADARMA
PTA
2015/2016
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan
kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi atau
Plilihan kata mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk
mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang
tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik
digunakan dalam suatu situasi. Jika kita menulis atau berbicara, kita itu
selalu menggunakan kata. Kata tersebut dibentuk menjadi kelompok kata, klausa,
kalimat, paragraph dan akhirnya sebuah wacana.
I.2
Rumusan Masalah
1.
Apa saja fungsi, manfaat dari pilihan kata ?
2.
Syarat-syarat apa saja yang ada pada kalimat efektif ?
3.
Apa itu Alinea atau Paragraf ?
I.3 Tujuan
Dalam
penulisan tugas ini saya akan menjelaskan tentang : Pilihan kata (Diksi),
kalimat efektif dan alinea.
BAB
II
PEMBAHASAN
II.1 Pilihan Kata (Diksi)
II.1.1 Pengertian Pilihan Kata
Pilihan
kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata
tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan
kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama
atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar memilih kata yang tepat,
melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan
konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan
yang nilai rasa masyarakat pemakainya.
Diksi
adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi
oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui,
memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat
mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya
secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.
Dalam karangan ilmiah,
diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau
solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :
a) Melambangkan
gagasan yang diekspresikan secara
verbal.
b) Membentuk
gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c) Menciptakan
komunikasi yang baik dan benar.
d) Mencegah
perbedaan penafsiran.
e) Mencagah
salah pemahaman.
f) Mengefektifkan
pencapaian target komunikasi.
I.1.2 Fungsi Diksi
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah
Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata
akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan
pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan
antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan
kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi
untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan
adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih
runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar
tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.
Dalam
karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian,
hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara
lain :
a) Melambangkan
gagasan yang diekspresikan secara
verbal.
b) Membentuk
gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c) Menciptakan
komunikasi yang baik dan benar.
d) Mencegah
perbedaan penafsiran.
e) Mencagah
salah pemahaman.
f) Mengefektifkan
pencapaian target komunikasi.
I.1.4 Manfaat Diksi
1.
Dapat membedakan secara cermat
kata-kata denitatif dan konotatif, bersinonim dan hapir bersinonim, kata-kata
yang mirip dalam ejaannya.
2.
Dapat membedakan kata-kata ciptaan
sendiri fan juga kata yang mengutip dari orang yang terkenal yang belum
diterima dimasyarakat. Sehingga dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat.
Contoh
Kalimat Diksi :
· Sejak
dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh kepercayaaan
masyarakat
· Dia
adalah wanita cantik (denotatif)
· Dia
adalah wanita manis (konotatif)
Sebelum
menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni:
masalah makna dan relasi makna :
• Makna
sebuah kata / sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri.
Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
a)
Makna
Leksikal dan Gramatikal
Makna Leksikal adalah
makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera
/ makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh kalimat Leksikal :
Kata tikus, makna
leksikalnya adalah binatang yang ”menyebabkan timbulnya penyakit”
-
Tikus itu mati diterkam kucing
-
Panen kali ini gagal karna serangan tikus
Makna Gramatikal
untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk
menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti
kata: buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “banyak
buku”.
b)
Makna
Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah
makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang sesuai dengan Kamus Besar
Bahasa Indonesia.
Contoh: - Kata kurus,
bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya
normal.
c)
Makna
Referensial dan Nonreferensial
Makna
referensial & nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya
referen dari kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu
di luar bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau
mempunyai referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki
referen. Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi
(bermakna nonreferensial).
III.1 Kalimat Efektif
III.2 Pengertian Kalimat
Efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan
sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif:
Ciri-Ciri Kalimat Efektif:
· Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
- Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT)
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
- Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
- Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT)
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
- Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
· Kecermatan
Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
- Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
- Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif)
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
- Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
- Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif)
· Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Contoh:
- Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
- Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
- Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
- Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Contoh:
- Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
- Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
- Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
- Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
· Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
- Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
- Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
- Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
- Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
· Kesatuan
atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentangantara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentangantara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
· Keparalelan
atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
· Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini
IV.1 Pengertian Alinea
Alinea
adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat. Alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat
dari sudut pandang komposisi, alinea sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana
atau karangan sebab karangan formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri
atas satu alinea. Jadi, tanpa kemampuan menyusun alinea tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Struktur
Alinea
Berdasarkan
fungsinya, kalimat yang membangun alinea pada umumnya dapat diklasifikasikan
atas dua macam, yaitu
1. Kalimat
Utama : Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan
pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat utama adalah kalimat yang
inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu
pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya
dalam bentuk kalimat penjelas.
2. Kalimat
Penjelas : Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberi penjelasan tentang
gagasan pokok.Kalimat penjelas harus senantiasa menjabarkan gagasan yang
dinyatakan dalam kalimat topik.
Syarat-Syarat
Pembentukan Alinea yaitu :
1. Kesatuan,
maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan
satu hal suatu hal tertentu.
2. Koherensi,
(kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang
membentuk alinea itu).
3. Perkembangan
alinea, (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada
gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu)
4. Efektif,
dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.
Berdasarkan
posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu :
paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf
penuh kalimat topik.
A. Paragraf
Deduktif
Paragraf yang letak kalimat pokoknya di
tempat kan pada bagian awal paragraf , yaitu paragraf yang menyajikan pokok
permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai
permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
B. Paragraf
Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada
akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan
penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.
C. Paragraf
Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada
bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif.
Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan
utama yang terdapat pada awal paragraf.
D.
Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf
sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat
topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan
kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf
semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif
terutama dalam karangan fiksi.
Beradasarkan
isinya, pargaraf digolong menjadi 5 macam, yaitu:
A. Paragraf
Persuasif
Isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan
cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai
dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf
argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah
seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk
karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
B. Paragraf
argumentasi
Isi
paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.
C. Paragraf
naratif
Isi paragraf menuturkan peristiwa atau
keadaan dalam bentuk data atau cerita.
D. Paragraf
deskritif
Paragraf yang
melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
E. Paragraf
eksposisi
Paragraf
yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
IV.2 Jenis Paragraf
Menurut Fungsinya dalam Karangan
Menurut
fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
· Paragraf
Pembuka
Bertujuan
mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
Sebagai
bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
1.
menghantar pokok pembicaraan
2.
menarik minat pembaca
3.
menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan
· Paragraf
Pengembang
Bertujuan
mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan
dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1.mengemukakan
inti persoalan
2.
memberikan ilustrasi
3.
menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4.
meringkas paragraf sebelumnya
5.
mempersiapkan dasar bagi simpulan
· Paragraf
Penutup
Paragraf
ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf
ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas.
Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian
harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1.
sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
2.
isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai
cerminan inti seluruh uraian
3.
sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat
menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya
BAB
III
PENUTUP
Daftar Pustaka
http://mziadilmi.blogspot.com/2013/01/pengertianstrukturtujuanmacam.html .
http://pandyapriyandi.blogspot.com/2014/01/paragraf_16.html
Komentar
Posting Komentar