Tulisan 4 Ini Kisah Hijab Nur Annisa
Ini cerita tentang adikku Nur Annisa ,
gadis yang baru beranjak dewasa namun rada Bengal dan tomboy. Pada saat umur
adikku menginjak 17 tahun, perkembangan dari tingkah lakunya rada
mengkhawatirkan ibuku, banyak teman cowoknya yang datang kerumah dan itu tidak
mengenakkan ibuku sebagai seorang guru ngaji.
Untuk mengantisipasi hal itu ibuku menyuruh
adikku memakai jilbab, namun selalu ditolaknya hingga timbul pertengkaran
pertengkaran kecil diantara mereka. Pernah satu kali adikku berkata dengan
suara yang rada keras: “Mama coba lihat deh, tetangga sebelah anaknya pakai
jilbab namun kelakuannya ngga beda beda ama kita kita, malah teman teman Ani
yang disekolah pake jilbab dibawa om om, sering jalan jalan, masih mending Ani,
walaupun begini-gini ani nggak pernah ma kaya gituan”, bila sudah seperti itu
ibuku hanya mengelus dada, kadangkala di akhir malam kulihat ibuku menangis ,
lirih terdengar doanya: “Ya Allah, kenalkan Ani dengan hukum Engkau ya Allah “.
Pada satu hari didekat rumahku, ada
tetangga baru yang baru pindah. Satu keluarga dimana mempunyai enam anak yang
masih kecil kecil. Suaminya bernama Abu Khoiri, (bukan Effendy Khoiri lhoo)
(entah nama aslinya siapa) aku kenal dengannya waktu di masjid.
Setelah beberapa lama mereka pindah timbul
desas desus mengenai istri dari Abu Khoiri yang tidak pernah keluar rumah,
hingga dijuluki si buta, bisu dan tuli. Hal ini terdengar pula oleh Adikku, dan
dia bertanya sama aku: “Kak, memang yang baru pindah itu istrinya buta, bisu
dan tuli ? “..hus aku jawab sambil lalu” kalau kamu mau tau datangin aja langsung
kerumahnya”.
Eehhh tuuh, anak benar benar datang kerumah
tetangga baru. Sekembalinya dari rumah tetanggaku , kulihat perubahan yang
drastis pada wajahnya, wajahnya yang biasa cerah nggak pernah muram atau lesu
mejadi pucat pasi….entah apa yang terjadi.?
Namun tidak kusangka selang dua hari
kemudian dia meminta pada ibuku untuk dibuatkan Jilbab ..yang panjang,
lagi..rok panjang, lengan panjang…aku sendiri jadi bingung….aku tambah bingung
campur syukur kepada Allaah Subhaanahu wa ta’ala karena kulihat perubahan yang
ajaib.. yah kubilang ajaib karena dia berubah total..tidak banyak lagi anak
cowok yang datang kerumah atau teman teman wanitanya untuk sekedar bicara yang
nggak karuan…kulihat dia banyak merenung, banyak baca baca majalah islam yang
biasanya dia suka beli majalah anak muda kaya gadis atau femina ganti jadi majalah majalah islam, dan kulihat ibadahnya pun melebihi aku …tak ketinggalan tahajudnya, baca Qur’annya, sholat sunat nya…dan yang lebih menakjubkan lagi….bila teman ku datang dia menundukkan pandangan…Segala puji bagi Engkau ya Allaah Subhaanahu wa ta’ala jerit hatiku..
biasanya dia suka beli majalah anak muda kaya gadis atau femina ganti jadi majalah majalah islam, dan kulihat ibadahnya pun melebihi aku …tak ketinggalan tahajudnya, baca Qur’annya, sholat sunat nya…dan yang lebih menakjubkan lagi….bila teman ku datang dia menundukkan pandangan…Segala puji bagi Engkau ya Allaah Subhaanahu wa ta’ala jerit hatiku..
Tidak berapa lama aku dapat panggilan kerja
di kalimantan, kerja di satu perusahaan asing. Dua bulan aku bekerja disana aku
dapat kabar bahwa adikku sakit keras hingga ibuku memanggil ku untuk pulang ke
rumah (rumahku di Madiun). Di pesawat tak henti hentinya aku berdoa kepada
Allaah Subhaanahu wa ta’ala agar Adikku di beri kesembuhan, namun aku hanya
berusaha, ketika aku tiba di rumah, didepan pintu sudah banyak orang, tak dapat
kutahan aku lari masuk kedalam rumah, kulihat ibuku menangis, aku langsung
menghampiri dan memeluk ibuku, sambil tersendat sendat ibuku bilang sama aku:
“Dhi,adikkmu bisa ucapkan dua kalimat Syahadah diakhir hidupnya “..Tak dapat
kutahan air mata ini…
Setelah selesai acara penguburan dan
lainnya, iseng aku masuk kamar adikku dan kulihat Diary diatas mejanya..diary
yang selalu dia tulis, Diary tempat dia menghabiskan waktunya sebelum tidur
kala kulihat sewaktu adikku masih hidup, kemudian kubuka selembar demi
selembar…hingga tertuju pada satu halaman yang menguak misteri dan pertanyaan
yang selalu timbul di hatiku..perubahan yang terjadi ketika adikku baru pulang
dari rumah Abu Khoiri…disitu kulihat tanya jawab antara adikku dan istri dari
tetanggaku, isinya seperti ini :
Tanya jawab ( kulihat dilembaran itu banyak
bekas tetesan airmata ):
Annisa : Aku berguman (wajah wanita ini
cerah dan bersinar layaknya bidadari), ibu, wajah ibu sangat muda dan cantik.
Istri tetanggaku : Alhamdulillah,
sesungguhnya kecantikan itu datang dari lubuk hati.
Annisa : Tapi ibu kan udah punya anak enam,
tapi masih kelihatan cantik.
Istri tetanggaku : Subhanallah,
sesungguhnya keindahan itu milik Allaah Subhaanahu wa ta’ala dan bila Allaah
Subhaanahu wa ta’ala berkehendak, siapakah yang bisa menolaknya.
Annisa : Ibu, selama ini aku selalu disuruh
memakai jilbab oleh ibuku, namun aku selalu menolak karena aku pikir nggak
masalah aku nggak pakai jilbab asal aku tidak macam macam dan kulihat banyak
wanita memakai jilbab namun kelakuannya melebihi kami yang tidak memakai
jilbab, hingga aku nggak pernah mau untuk pakai jilbab, menurut ibu bagaimana?
Istri tetanggaku : Duhai Annisa,
sesungguhnya Allaah Subhaanahu wa ta’ala menjadikan seluruh tubuh wanita ini
perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki, segala sesuatu dari tubuh kita
yang terlihat oleh bukan mahrom kita semuanya akan dipertanggung jawabkan
dihadapan Allaah Subhaanahu wa ta’ala diakhirat nanti, jilbab adalah hijab
untuk wanita.
Annisa : Tapi yang kulihat banyak wanita yang
memakai jilbab yang kelakuannya nggak enak, nggak karuan.
Istri Tetanggaku : Jilbab hanyalah kain,
namun hakekat atau arti dari jilbab itu sendiri yang harus kita pahami.
Annisa : Apa itu hakekat jilbab ?
Istri Tetanggaku : Hakekat jilbab adalah
hijab lahir batin. Hijab mata kamu dari memandang lelaki yang bukan mahram
kamu. Hijab lidah kamu dari berghibah (ghosib) dan kesia siaan, usahakan selalu
berdzikir kepada Allaah Subhaanahu wa ta’ala. Hijab telinga kamu dari mendengar
perkara yang mengundang mudharat baik untuk dirimu maupun masyarakat. Hijab
hidungmu dari mencium cium segala yang berbau busuk. Hijab tangan-tangan kamu
dari berbuat yang tidak senonoh. Hijab kaki kamu dari melangkah menuju maksiat.
Hijab pikiran kamu dari berpikir yang
mengundang syetan untuk memperdayai nafsu kamu. Hijab hati kamu dari sesuatu
selain Allaah Subhaanahu wa ta’ala, bila kamu sudah bisa maka jilbab yang kamu
pakai akan menyinari hati kamu, itulah hakekat jilbab.
Annisa : Ibu aku jadi jelas sekarang dari
arti jilbab, mudah mudahan aku bisa pakai jilbab, namun bagaimana aku bisa
melaksanakan semuanya.
Istri tetanggaku : Duhai Anisa bila kamu
memakai jilbab itulah karunia dan rahmat yang datang dari Allaah Subhaanahu wa
ta’ala yang Maha Pemberi Rahmat, yang Maha Penyayang, bila kamu mensyukuri
rahmat itu kamu akan diberi kekuatan untuk melaksanakan amalan amalan jilbab
hingga mencapai kesempurnaan yang diinginkan Allah Subhanahu wa ta’ala.
Duhai Anisa, ingatlah akan satu hari dimana
seluruh manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Ketika ditiup terompet yang
kedua kali, pada saat roh roh manusia seperti anai anai yang bertebaran dan
dikumpulkan dalam satu padang yang tiada batas, yang tanahnya dari logam yang
panas, tidak ada rumput maupun tumbuhan.
Ketika tujuh matahari didekatkan di atas
kepala kita namun keadaan gelap gulita. Ketika seluruh Nabi ketakutan. Ketika
ibu tidak memperdulikan anaknya, anak tidak memperdulikan ibunya, sanak saudara
tidak kenal satu sama lain lagi, kadang satu sama lain bisa menjadi musuh, satu
kebaikan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada di alam ini.
Ketika manusia berbaris dengan barisan yang
panjang dan masing masing hanya memperdulikan nasib dirinya, dan pada saat itu
ada yang berkeringat karena rasa takut yang luar biasa hingga menenggelamkan
dirinya, dan rupa rupa bentuk manusia bermacam macam tergantung dari amalannya,
ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika dibangkitkan, ada yang
berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti syetan, semuanya menangis,
menangis karena hari itu Allaah Subhaanahu wa ta’ala murka, belum pernah Allaah
Subhaanahu wa ta’ala murka sebelum dan sesudah hari itu, hingga ribuan tahun
manusia didiamkan Allaah Subhaanahu wa ta’ala dipadang mahsyar yang panas
membara hingga Timbangan Mizan digelar itulah hari Yaumul Hisab.
Duhai Annisa, bila kita tidak berusaha
untuk beramal dihari ini, entah dengan apa nanti kita menjawab bila kita di
sidang oleh Yang Maha Perkasa, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuat, Yang Maha
Agung, Allaah Subhaanahu wa ta’ala. Di Yaumul Hisab nanti! Di Hari Perhitungan
nanti!!
Sampai disini aku baca diarynya karena
kulihat, berhenti dan banyak tetesan airmata yang jatuh dari pelupuk matanya,
Subhaanallaah, kubalik lembar berikutnya dan kulihat tulisan, kemudian kulihat
tulisan kecil di bawahnya: buta, tuli dan bisu, wanita yang tidak pernah
melihat lelaki selain mahromnya, wanita yang tidak pernah mau mendengar perkara
yang dapat mengundang murka Allaah Subhaanahu wa ta’ala, wanita yang tidak
pernah berbicara ghibah, ghosib dan segala sesuatu yang mengundang dosa dan sia
sia tak tahan airmata ini pun jatuh membasahi diary.
Itulah yang dapat saya baca dari diarynya,
semoga Allaah Subhaanahu wa ta’ala menerima Adikku disisinya, Aamiin , Subhaanallaah.
Diambil dari group facebook : Ukhti !!
selamatkan dirimu wahai saudariku !!! dari Syiah !!!
Bismillaah, bagaimana kawan cerita nyata
yang in-shaa’Allaah dapat melembutkan hati kita, lihatlah maka pertolongan
Allaah sungguh nyata dan dekat adanya. Dia berkehendak sesuai apa yang
dikehendaki-Nya. Maka mintalah selalu kehendak-Nya agar bersemanya juga dihati
kita, aamiin.
http://beautifulislamdotme.wordpress.com/tag/kisah-tentang-hijab/
Komentar
Posting Komentar